RUMAH TANGGA ISLAMI
Reshared by: Kamirah
Rumah Tangga Islami merupakan dambaan bagi setiap
insan yang menginginkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Sayangnya,
banyak orang yang ingin mendapatkan hasil tanpa mau membayar harganya.
Membangun rumah tangga islami memerlukan kerja keras dari seluruh anggota
keluarga, yang dikomandani oleh suami dan isteri sebagai pemimpin di dalam
rumah tangga.
Pengertian rumah tangga Islami adalah : Rumah tangga
yang di dalamnya ditegakkan adab-adab Islam, baik menyangkut individu maupun keseluruhan
anggota rumah tangga. Rumah tangga Islami adalah rumah tangga yang didirikan
atas landasan ibadah. Mereka bertemu dan berkumpul karena Allah, saling
menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, serta saling menyuruh kepada kebaikan
dan mencegah keburukan karena cinta mereka kepada Allah.
Konsep ideal ini sepintas sulit untuk diwujudkan,
tetapi insya Allah seiring dengan berjalannya proses belajar bagi suami, isteri
dan seluruh anggota keluarga, rumah tangga seperti ini akan bisa terwujud.
Berikut ini beberapa ciri rumah tangga Islami:
1. RT
didirikan dengan berlandaskan ibadah.
Ini
dimulai dari sebelum pernikahan berlangsung, bahkan sejak kedua belah pihak
memilih pasangan. Proses yang berlangsung mulai dari memilih pasangan, meminang
sampai dengan pernikahan sebaiknya tidak dikotori oleh maksiat kepada Allah.
Hal ini sangan berpengaruh dalam membangun rumah tangga yang diliputi dalam
suasana ibadah. Dengan berpijak pada ibadah, insya Allah permasalahan apapun
akan mudah diselesaikan, karena keduanya tunduk pada aturan Allah.
2. Nilai-nilai
islam dapat terinternalisasi secara menyeluruh kepada setiap anggota keluarga.
Peran
ayah dan ibu sangat penting untuk menurunkan nilai-ilai islam ini kepaa
anak-anak. Oleh karena itu, selain ayah dan ibu harus terus menerus belajar
menyerap nilai-nilai islam ini ke dalam sikap dan tingkah lakunya, menjadi
kewajiban mereka juga untuk mengajarkan hal ini kepada seluruh anggota keluarga
yang lainnya. Termasuk khodimat/asisten rumah tangga. Ayah yang menjadi direktur
yang menerapkan kebijakan-kabijakan islami dalam rumah tangga, ibu sebagai
manajer yang mencari cara agar kebijakan tersebut bisa diterapkan di
rumahtangganya.
3. Hadirnya
Qudwah/teladan yang nyata
Hal
ini perlu dilakukan oleh pemimpin dalam rumah tangga. Terutama penting bagi
anak-anak. Mereka perlu contoh yang nyata dalam menerapkan nilai-nilai islam
dalam kehidupan sehari-hari. Inilah kewajiban orang tua yang akan dimintakan
pertanggungjawabannya di akhirat nanti.
4. Terbiasa
saling tolong menolong dalam menegakkan adab-adab Islam.
Setiap
anggota keluarga memiliki kewajiban untuk membiasakan diri saling tolong
menolong dalam hal ini. Misalnya memberi nasihat dengan cara yang baik kepada
anggota keluarga yang melakukan kesalahan. Mengingatkan untuk sholat atau
berdoa sebelum memulai suatu pekerjaan. Juga adab mengucapkan terima kasih /
jazaakallah khoiran atas pertolongan setiap anggota baik kepada yang masih
kecil maupun yag sudah besar.
5. Rumah
terkondisi bagi terlaksananya peraturan Islam.
Dalam
hal disain rumah, perlu diperhatikan aturan-aturan khusus yang dapat menjamin
terlaksananya adab-adab pergaulan dalam Islam. Misalnya kamar ayah-ibu yang
terpisah dengan anak-anak, kamar anak laki-laki yang terpisah dengan kamar anak
perempuan.Hal ini untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam
perilaku sang anak. Juga untuk mengajarkan adab-adab pergaulan dengan setiap
anggota keluarga.
6. Tercukupinya
kebutuhan materi secara wajar
Ini
menjadi tanggung jawab sang ayah untuk mencukupi kebutuhan materi untuk
membangun keluarga Islami. Bukan hanya sandang, pangan dan papan, tetapi juga
sarana pendidikan islami, seperti perpustakaan keluarga, juga bisa tercukupi.
Kalau mau yang ideal, termasuk di dalamnya terpenuhinya kebutuhan pendidikan
sekolah yang bagus dan bermutu bagi anak-anak.
7. Rumah
tangga dihindarkan dari hal-hal yang tidak sesuai dengan semangat Islam
Misalnya
benda-benda klenik yang dapat merusak aqidah setiap anggota keluarga. Tontonan
atau bacaan hiburan yang dapat merusak aqidah dan akhlak anak-anak. Hal ini
perlu menjadi perhatian orang tua yang ingin mewujudkan rumah tangga islami.
8. Anggota
keluarga terlibat aktif dalam pembinaan masyarakat.
Lingkungan
memiliki pengaruh yang besar bagi seluruh anggota keluarga. Bila ayah atau ibu
tidak berperan aktif membina masyarakat, dan membiarkan masyarakat melakukan
perbutan yang tidak sesuai dengan Islam, kemungkinan besar angota keluarga
terlarut dalam kondisi masyarakat tersebut.
9. Rumah
Tangga dijaga dari pengaruh yang buruk
Bila
hidup ditengah masyarakat yang sangat rusak, dan dikhawatirkan akan berpengaruh
terhadap aqidah dan perilaku anak, sementara upaya perbaikan sudah tidak dapat
dilakukan, maka “pindah” menjadi suatu hal yang perlu dipertimbangkan oleh
keluarga ini.
10.
Masing-masing anggota keluarga harus diposisikan sesuai syariat.
Isteri
menghormati suami sebagai pemimpin dan mengambil keputusan. Suami menyayangi
dan menghargai siteri dengan cara mengajaknya bermusyawarah atas segala keputusan.
Sang adik diajarkan untuk menghormati kakak, sang kakak diajarkan untuk
menyayangi adik. Semuanya harus sesuai dengan apa yang diajarkan dalam
Islam.Bila ada khodimat, anak-anak diajarkan untuk mengormati khodimat dan
menghargai jasanya dalam membantu mengurus rumah tangga.